-->

Tips Untuk Membangkitkan Semangat Membaca Siswa

Berbicara soal aktivitas membaca masyarakat Indonesia, miris rasanya ketika mengetahui semangat membaca mereka masih kalah jauh dengan negara-negara maju lainnnya. Sebut saja misalnya Amerika Serikat, negara Adidaya yang mengalami kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Dalam dunia sastra, misalnya, Taufiq Ismail menyebutkan remaja SMA di Indonesia membaca nol buku dalam kurun 3-4 tahun. Jauh sekali bila dibandingkan dengan jumlah buku sastra yang dibaca siswa SMA Amerika Serikat yang berjumlah 32 judul buku.  

Saya teringat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Central Connecticut State University tentang peringkat negara-negara dunia dalam kaitannya dengan semangat membaca. Dalam penelitian yang bertajuk “Most Littered National in The World” itu, Indonesia berada di urutan ke-60 dari 61 negara yang disurvai. Artinya, minat baca masyarakat Indonesia begitu mencemaskan. Hanya menang satu strip di bawah Bostwana. 

Semangat membaca seseorang memang harus ditumbuhkan sejak dini. Sejak kecil, anak harus diperkenalkan dengan buku agar ketika sudah besar mereka tidak enggan “bersahabat” dengan buku. Mulai dari lingkungan keluarga, orangtua bisa memberikan teladan kepada anaknya dengan cara membaca buku. Dengan sendirinya, anak akan memperhatikan tingkah orangtuanya tersebut dan tertarik pula untuk melakukan hal yang sama. Selain itu, orangtua juga harus menyediakan buku-buku yang menarik bagi anaknya di rumah seperti buku cerita bergambar. 

Lebih jauh, di lingkungan sekolah. Sebagai pelajar, siswa memang dituntut untuk selalu membaca, baik membaca buku pelajaran, buku pengayaan, buku fiksi, buku non-fiksi, dan lain sebagainya untuk mengembangkan cakrawala berpikirnya. Namun, sejauh ini semangat membaca siswa terhadap buku mulai berkurang sejak mereka terbuai dengan dunia gadget. Menggunakan gadget tampaknya lebih menarik bagi mereka ketimbang membaca buku. Ini merupakan suatu kemunduran yang tidak patut dilestarikan. 

Memang, menciptakan budaya membaca di lingkungan sekolah itu tidaklah mudah. Banyak faktor yang melatarbelakangi hal tersebut. Beberapa diantaranya adalah tidak tersedianya buku yang memadai, kurangnya dorongan semangat dan teladan dari guru dan penyelenggara pendidikan, serta kurangnya kesadaran siswa terhadap pentingnya membaca buku. Akibatnya, buku bacaan seolah menjadi barang asing bagi mereka. 

Pihak yang paling berperan dalam meningkatkan minat membaca siswa adalah guru, terutama guru bahasa Indonesia yang memang tidak lepas dari materi “menulis” dan “membaca”. Apa yang harus dilakukan guru untuk menjadikan siswa tertarik membaca? Berikut ulasannya: 

1. Memberikan bacaan ringan

Siswa biasanya suka dengan bacaan-bacaan ringan seperti cerpen, fabel, legenda, komik, dan lain sebagainya. Berilah mereka bacaan yang ringan dan pendek, artinya bisa dibaca sekali duduk. Setahap demi setahap, dari bacaan yang ringan inilah pada akhirnya akan mengantarkan mereka pada ketertarikan membaca. Jangan beri mereka bacaan yang terbilang berat (isinya) dan panjang (alurnya), seperti karya non-fiksi ilmiah atau cerita novel yang jumlah halamannya mencapai ratusan. Jika itu dilakukan, siswa akan menganggap aktivitas membaca sebagai sesuatu yang memberatkan dan tidak menyenangkan. Akibatnya, mereka akan meninggalkan aktivitas tersebut. Dimulai dari bacaan-bacaan yang ringan lambat laun siswa akan mengembangkan jenis bacaannya hingga ke tulisan yang lebih berat. 

2. Melengkapi buku di perpustakaan

Salah satu faktor yang membuat siswa malas membaca adalah sebab buku yang tersedia di perpustakaan tidak lengkap atau tidak up to date. Lengkapilah koleksi buku perpustakaan dengan buku-buku yang dibutuhkan siswa, seperti buku pengayaan, kamus, ensiklopedi, buku fiksi, buku non-fiksi, dan sebagainya. Di samping itu, lengkapi pula dengan buku-buku baru. Sebenarnya buku lama bukan tidak menarik, hanya saja kalau sudah dibaca siswa pasti enggan untuk membacanya kembali. Apalagi, buku-buku baru dapat diresensi dan kemudian dikirim ke media massa. Siswa pasti selalu menunggu datangnya buku-buku baru di perpustakaan. 

3. Memberikan dorongan/motivasi

Perlu kiranya guru memberikan motivasi atau semangat kepada siswa agar mereka mencintai buku dan gemar membaca. Pikiran mereka harus diberi pemahaman tentang betapa pentingnya membaca. Beberapa siswa tidak membaca terkadang disebabkan oleh ketidaktahuan mereka tentang apa pentingnya membaca. Yang terjadi kemudian, buku di mata mereka tidak ada nilainya. Membaca hanya menghabiskan waktu saja. Oleh karena itu, ubahlah mindset mereka. Berilah mereka pemahaman tentang betapa besarnya pengaruh membaca terhadap pemikiran seseorang. 

4. Memberikan teladan

Sejatinya, setiap orang tidak suka diperintah orang lain apabila orang yang memerintah hanya bisa menyuruh tetapi tidak bisa melakukan sebagaimana yang dikatakan. Begitupun dengan siswa. Bila seorang guru hanya dapat memberikan motivasi tanpa dibarengi dengan keteladanan, itu sama artinya dengan NATO (no action, talk only). Ketika guru memberikan dorongan kepada siswa untuk gemar membaca, di saat itu pula guru juga harus memberikan teladan dengan membaca. Misalnya, guru datang ke perpustakaan sekolah dan membaca buku di sana. Atau guru mendatangi mading koran dan membaca tulisan di sana. Tindakan guru tersebut tentu diperhatikan oleh siswa. Jika guru bisa memberikan teladan, maka siswa tidak akan ragu untuk membaca karena yakin dengan nilai urgensinya. 


0 Response to "Tips Untuk Membangkitkan Semangat Membaca Siswa"

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel