Catatan dari Ulang Tahun ke-3 Plat-M (Part 3)
Pose bersama di pintu gerbang Asta Tinggi |
Selesai #Otema, acara dilanjutkan dengan mengunjungi museum
dan keraton Sumenep. Sebelum masuk museum, peserta #3thPlatM mendapat tontonan
gratis penampilan vokalis aoleng, K. Bahir. Mas Wahyu sempat me-request sebuah lagu, namun K. Bahir
malah menawarkan kasetnya.
Di dalam museum, peserta disuguhi aneka macam benda
peninggalan raja-raja Sumenep. Ada kereta yang dikendalikan oleh kuda dan sapi.
Juga, perabotan rumah tangga dari tanah liat. Saya bertanya kepada petugasnya,
apakah benda-benda tersebut bisa diporet. Ternyata diizinkan. Saya mengambil
sejumlah gambar, termasuk Al-Qur’an raksasa yang ditulis oleh raja Sumenep
dalam semalam.
Museum Sumenep kini tampak kian tak terawat. Beberapa tahun
silam, ketika saya berkunjung pertama kali, kondisi barang-barang di dalamnya
masih bagus. Penataannya juga lumayan. Kini, beberapa benda-benda pusaka
terlihat berdebu. Bisa jadi hal ini karena kurangnya perhatian dari pemerintah
kabupaten. Atau, entahlah…
Setelah selesai menjelajahi benda-benda warisan masa lalu,
acara dilanjutkan dengan ziarah ke Asta Tinggi, makam raja-raja Sumenep. Dengan
dua bus mini, mereka bergerak ke arah barat laut. Sebelum masuk areal, seorang
petugas memberikan pengantar singkat mengenai kehidupan raja-raja di masa lalu.
Salah satu yang diceritakannya adalah tentang Bindara Saot. Katanya, diberi
nama Bindara Saot karena dia, ketika masih dalam kandungan, menyahut saat
ayahnya memanggil salam, sementara sang ibu sedang shalat.
Sehabis menyimak pengantar dari petugas itu, para peserta
masuk ke dalam lingkungan makam. Gerimis turun, namun tidak menghilangkan
suasana khidmat saat pembacaan Surat Yasin yang dipandu oleh Fendi. Seusai
pembacaan Yasin, di depan pintu gerbang, peserta pose bersama untuk
kenang-kenangan.
Saat baru keluar dari areal makam, tiba-tiba hujan turun
cukup deras. Beberapa peserta memilih berteduh di dalam bus mini, sebagian
melaksanakan shalat di mushalla sebelum melanjutkan perjalanan ke pantai
Lombang, Batang-Batang, Sumenep. Waktu itu pula dimanfaatkan mereka untuk makan
siang bersama.
Sepanjang perjalanan menuju Lombang, bus mini yang mereka
tumpangi terlihat tidak bersahabat dengan jalan yang dilalui. Di beberapa
tempat terdapat jalan bergelombang yang sangat mengganggu. Namun itu tidak
berarti apa-apa karena sebentar lagi akan dilaksanakan momen yang sangat
penting bagi Plat-M, yaitu peniupan lilin sekaligus prosesi ulang tahun.
Sesampai di pantai Lombang, terlihat suasana yang lumayan
ramai. Maklum, hari libur. Sejumlah orang terlihat menggelar lapik untuk
menikmati laut dari arah pantai. Sebagian mereka bermain air dan pasir. Ada
pula yang memilih naik perahu dan kuda dengan membayar sekian ribu rupiah.
Prosesi ulang tahun segera dimulai. Mas Wahyu memulai acara
dengan memberikan sebuah kejutan, yaitu launching buku tentang kisah perjalanan
Plat-M yang diberi judul “Catatan Keyboard”. Menurutnya, buku itu telah
dipersiapkan beberapa bulan sebelumnya. Dan ia merahasiakan dari anggota Plat-M
yang lain.
Selanjutnya adalah pesan dan harapan (make a wish) dari perwakilan peserta masing-masing kubupaten untuk
Plat-M ke depan. Mbak Thoyik, Bendahara Plat-M, mendapatkan kesempatan pertama
untuk menyampaikan buah pikirannya. Ia berharapa Plat-M punya regenerasi.
Kini, lilin sudah siap ditiup. Klebun Plat-M mendapatkan
kesempatan meniupnya. Lalu dilanjutkan dengan pemotongan kue. Kue pertama
diberikan kepada Mbak Thoyik. Setelah itu, peserta membubuhkan tanda-tangan di
kain kafan sebagai bentuk apresiasi, dukungan dan ucapan selamat kepada Plat-M
yang kini sudah berumur 3 tahun.
Di akhir acara, para peserta pose bersama di tepi pantai. Lalu
dilanjutkan dengan menikmati keindahan pantai Lombang dengan caranya
masing-masing.
****
Terima kasih untuk Mas Wahyu Alam, Aching, Tukang Coding,
Mbak Thoyik, Lia Lyzara, Marzuki, dan teman-teman Plat-M lainnya yang kelupaan
namanya. Hehehe… Senang sekali acaranya sudah bisa dilaksanakan di Sumenep.
Selamat ulang tahun, Plat-M! Mari toron tana bersama-sama.
Beruntung sekali Madura punya blogger seperti Mas Rozi ini. Tulisannya selalu memukau. Ditunggu tulisanmu selanjutnya, Mas.
ReplyDeleteSaya masih harus belajar banyak sama blogger senior semacam Mas Wahyu. :)
Deletetulisan yang keren detail,,, nice inpoh.. Keep Writing..
ReplyDeleteTerima kasih supportnya. Saya masih newbie. Hehe...
DeleteAssalamu'alaikum mas rozi.
ReplyDeleteApa kabar?
Saya reza, reporter majalah trubus di jakarta.
Kebetulan untuk edisi Februari 2013 nanti, saya akan menulis artikel tentang adopsi pohon.
Saya tertarik dengan tulisan mas rozi ini dan ingin bertanya lebih lanjut.
Apakah saya boleh meminta no hape mas rozi?
ini alamat email saya
riefzav22@gmail.com
atau
riefza_v@yahoo.com
Terimakasih banyak.
Oke, cek emali, Mas.
Delete