-->

Ul Daul, Musik Lokal Go Internasional


Musik Ul-daul
sumber foto: http://singgasanamalam.blogspot.com
Ada kereta dorong, kenong, gong, gendang, suling, tong-tong, dan alat musik tradisional lainnya. Pada masing-masing alat musik itu, berdiri satu orang penabuh yang jumlah keseluruhannya bisa mencapai duapuluhan orang atau lebih. Masing-masing alat musik itu dipasang pada kereta dorong yang memiliki ragam bentuk dan warna. Dan orang-orang yang menabuhnya berdiri sambil berjalan di dalam kereta dorong yang berlubang dibagian bawah. Itulah musik Ul Daul, musik baru khas Madura.

Secara pasti tidak ada yang tahu kapan Ul Daul dibentuk dan dimana tempat asli musik ini bermula, apakah Pamekasan atau Sumenep. Musik ini hanya diketahui baru berkembang lima tahun terakhir. Berawal dari kelompok musik jalanan yang kegiatannya membangunkan orang-orang pada malam hari, terutama pada bulan puasa. Perkembangan selanjutnya, alat-alat musik yang digunakan kian bertambah dan mulai diperbaiki dengan desain yang lebih bagus. Dulu, Gendang sebagai alat musik yang berfungsi bass, bahannya menggunakan tong plastik wadah ikan yang diberi karet bekas ban truk. Sementara kenong yang memiliki suara gerincing dibuat dari bekas potongan lempengan besi dan ditata di balok kayu berlubang. Alat lainnya berupa kentongan bambu yang dilubangi sedikit pada bagian sampingnya.

Pada mulanya musik ini tidak menggunakan kereta dorong. Para penabuh membawa alat musiknya sendiri-sendiri. Tapi, sejak beberapa tahun berselang dibuatlah kereta tersebut selain untuk kemudahan juga menambah keeksotisan musik perkusi ini. Desainnya beragam, mulai dari bentuk naga, burung merak, ayam bekisar, dan lain-lain. Eksotisme kereta dorong ini kian bertambah karena para penabuh menggunakan seragam. Seragam pun dipilih dari unsur warna lokal yang khas, misalnya pakaian adat dan baju Sakera.

Musik ini biasa tampil pada acara-acara perayaan seperti mantenan, khitanan, khotmil qur'an, perayaan kenaikan kelas, agustusan, dan sebagainya. Tak hanya di Madura musik ini juga tampil dalam acara

resmi kenegaraan dan juga dalam beberapa acara di luar negeri. Ya, meski baru berkembang namun sudah mampu go internasional.

Ul Daul memiliki ciri khas, musik yang rancak dan tentu saja kereta dorongnya. Makanya, beberapa waktu lalu Pamekasan ingin mematenkan musik ini sebagai salah satu dari kekayaan musik khas Madura. Saat ini, kelompok musik Ul Daul jumlahnya sudah sangat banyak. Mereka kebanyakan tersebar di tiga kabupaten, yaitu Sumenep, Pamekasan, dan Sampang. Munculnya kelompok-kelompok rintisan didukung oleh kian menjamurnya event-event yang melombakan musik tersebut.

Untuk bisa menyaksikan Ul Daul orang harus merogoh kocek dengan jumlah berkisar 1-1,5 juta.

0 Response to "Ul Daul, Musik Lokal Go Internasional"

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel