Sihir Facebook, Menulis Jadi Lewat...
tulisan saya pada blog lain
Mungkin sudah setahun kurang sedikit saya tidak lagi menulis dengan serius. Apa yang saya posting di bawah tulisan ini hanyalah sisa dari tulisan beberapa bulan silam. Dan postingan-postingan itu belum sempat dikoreksi, sehingga saat saya baca kembali setelah diunduh ternyata banyak yang salah, baik ketikannya maupun cara menyusun kata.
Terkadang ada perasaan rindu ingin mengulang kegiatan yang saya kagumi dulu, terutama ketika membaca hasil tulisan yang sudah lalu. Tanpa terasa saya bergumam dalam hati, ternyata jika dipupuk dengan serius kelihaian menulis senantiasa berkembang. Saya lihat dari urutan tanggal yang tertera di kepala atau kaki tulisan, masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda. Ada masa dimana tulisan itu mengalami metamorfosa, meski dalam diri saya hal itu tidaklah signifikan. Tapi, alhamdulillah dari pada tidak sama sekali.
Saya memang tergolong orang yang begitu santai menghadapi hidup. Saya tidak ingin tergesa-gesa jika ingin mengerjakan sesuatu. Baiknya, sesuatu itu perlu dipikirkan secara matang dan serius agar hasilnya bisa lebih baik dinikmati.
Tapi, sikap kehati-hatian saya itu lalu membawa banyak hal yang bersifat buruk dalam hidup saya karena sistem kontrol yang salah. Membuat ancang-ancang untuk melakukan sesuatu agar lebih maksimal malah pindah ke sikap menunda-nunda pekerjaan. Itulah akibat dari hidup yang tidak disiplin. Banyak dari pekerjaan saya yang tiba-tiba menumpuk tidak selesai.
Begitu juga dalam menulis. Saya adalah orang yang sangat santai. Saya sadar itu adalah sikap seorang pecundang. Namun, karakter hidup saya yang sudah kadung melekat menjadi amat sulit menghindarinya. Akhirnya buah dari pekerjaan saya dalam menulis hanya sedikit tulisan yang saya selesaikan. Terkadang sudah muncul ide bagus lalu ditengah jalan muncul juga hiburan di luar dunia tulis menulis itu, praktis tulisan itu saya tinggalkan. Alasan yang sering saya ajukan kepada diri sendiri adalah masih banyak waktu untuk menulis, disamping ingin mencari banyak kemungkinan kreatif dari jeda waktu yang tersisa.
Akhirnya banyak tulisan yang saya buat hanya selesai bagian paragraf pertama atau hanya dua saja. Untuk melanjutkannya saya merasa emoh. Lebih baik mencari ide lain, begitu alasan saya.
Setelah didera karakter hidup yang santai itu, saya pun dipertemukan dengan kebiasaan yang entah apakah bisa dibilang buruk atau tidak. Semenjak berhenti menulis secara serius saya pindah ke menulis tidak serius. Apakah itu? Facebook! Makhluk baru penghuni bumi yang kelahirannya disambut meriah bagai seorang Nabi baru didaulat Tuhan. Yah, Facebook sebagai sarana pertemanan virtual mendapat sambutan luar biasa dari penduduk bumi. Berbondong-bondong orang membuat akun di situ. Bertemulah mereka dengan teman, mantan pacar, selingkuhan, pacar baru, sahabat, seorang Kiyai, Lora, pedagang kaki lima, rampok, koruptor, calon presiden gagal, seniman yang norak, artis bugil, dst, dst. Di dalam komunitas global (kata K. Faizi, kampung raksasa) itu mereka bertukar pengalaman, curhat, diskusi, mencela, mencaci, berceramah, diam, memberi dukungan, dst, dst. Setiap saat status dirubah untuk kemudian dikomentari oleh teman-temannya dan umpan balik dari sang penulis.
Materinya bisa bermacam-macam, ada yang gokil, gila, narsis dan menyerang temannya yang lain. Pesan yang dimunculkan bisa dalam bentuk tulisan, gambar, video, dll. Hal ini terasa mudah karena orang dimanapun berada mereka bisa berfacebookan, baik desa paling terpencil sekalipun (tentu yang ada sinyalnya dong :-)) Apalagi kota yang memang sudut-sudutnya sudah dipasang teknologi internet (Wi-Fi). Tidak cuma dari komputer dan laptop, HP pun bisa. Itulah sihir modern Facebook.
Sejak orang demam Facebook saya pun tidak mau ketinggalan kereta dan juga biar tidak dibilang gaptek. Saya buat akun kira-kira sudah setahunan yang lalu. Meski akun pertama yang saya buat terpaksa saya musnahkan karena sering mencuri uang kiriman orang tua. Ya, saya waktu itu memang masih menggunakan jasa Warnet yang selalu dipaksa ketar-ketir karena dibayang-bayangi hantu tak kenal kompromi bernama durasi waktu.
Facebook memang membuat orang lupa diri, eh, lupa waktu. Kalau tidak hati-hati kita akan kehabisan ketenangan jika durasi waktu yang dipasang penjaga warnet tiba-tiba menunjukkan angka diluar jangkauan kocek kita. Terpaksa harus nunggak dulu… bayar minggu depan!!! Tapi untuk ini saya belum pengalaman….
Berakrab dengan Facebook ternyata membawa dampak negatif pada kebiasaan saya dalam aktivitas menulis. Praktis sejak saat itu karya-karya saya makin seret hadir. Paling benter saya menulis hanya bayar hutang kepada Blog Pesantren yang sudah lama tidak saya kirrimi tulisan. Blog saya pribadi yang satunya Menunggu Senja ikut juga mangkrak. Saya sudah terlalu asyik chatting dengan teman-teman.
Semenjak saat itu saya bisa tiap hari pergi ke warnet. Hanya satu tujuannya, berfacebook ria. Lain itu, paling hanya mengunjungi beberapa situs sastra. Saya baca judul-judulnya, lalu dibuang! Kembali lagi ke Facebook.
Kegilaan saya berfacebook makin menjadi-jadi ketika sudah menjadi salah satu pengurus Biro Pengabdian Masyarakat (BPM) PP. Annuqayah. Di situ memang disediakan akses internet gratis untuk pengurus. Dengan ladang yang kian gembur, saya pun makin tenggelam di dalamnya. Blog saya kian terlihat murung karena tidak lagi saya singgahi. Memang tidak ada mood untuk menyinggahinya. Facebook lebih menjanjikan kemeriahan. Ahai…
Namun, siapa yang berani menjamin Facebook bisa bertahan di benak pengikutnya untuk waktu yang begitu lama? Tidak ada! Saya pun akhirnya juga jenuh dengan dia. Masak komentar yang itu-itu saja, yang menanggapi yang itu-itu juga. Terus, yang posting yang itu-itu juga dan yang pasti postingannya banyak yang narsis. Apa boleh buat buat kalau pada akhir cerita saya bosan dengan makhluk baru ini?
Akhirnya, beberapa bulan lalu saya mau rujuk lagi ke blog yang sudah saya tinggalkan itu. Untung saja ia tidak ngambek dan mau berbaik hati dengan tidak memblokir akun saya. Saya pun mulai mempercantik blog dengan beragam aksesoris. Dan saya gaungkan kepada teman-teman di Facebook kalau saya: Back to Blog!! Mudah-mudahan bertahan….!!
0 Response to "Sihir Facebook, Menulis Jadi Lewat..."
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.