-->

Milad ke-24

Senin, 03/01/2011, pagi di Bukit Lancaran. Ini kunjungan pertamaku setelah berbilang bulan tak menyambanginya. Akhir-akhir ini jarang benar aku perhatikan kesehatan. Lama sekali tak berolah raga. Dulu, ketika masih suka main bola, kebiasaan olah tubuh sering kulakukan di sini. Meski hanya sekedar jalan-jalan sambil menikmati keindahan pesona Goa Payudan nun di sana.

Sehabis meregangkan urat-urat, bersama tiga orang kawan, aku duduk di badan jalan beraspal dan mulai mengobrol banyak hal. Dari arah Selatan muncul tiga orang, satu lelaki dan dua perempuan. Aku taksir umurnya berkisar 50 tahunan. Tenaganya terlihat mulai rapuh.

Ketiga orang itu mencuri perhatianku ketika pikiran terpaut ke soal ulang tahun. 02 Januari 2011 aku mulai menapaki umur 24. Aku lalu berpikir, apa yang perlu dibanggakan dari hidup ini saat aku mulai renta seperti tiga orang itu? Masih adakah idealisme yang menggebu-gebu? Asmara yang berdentam-dentam?

Ingatanku lalu terbawa ke masa lalu. Nenek, ya nenek. Semoga bahagia di alam kubur. Dia meninggal ketika tingkat pendidikanku masih di Madrasah Ibtidaiyah di Kampung. Masa-masa yang paling kuingat dari akhir hidupnya (dalam momen ulang tahun ini) adalah ketika ia tak benar-benar mampu menggotong tubuhnya sendiri. Ke mana-mana ia bawa tongkat untuk menyangga tubuh renta itu.

Ia juga mengalami masalah dengan ingatannya. Kalau ditanya apakah dia sudah makan atau belum, meski sudah makan, dia pasti bilang belum. Pun ketika dia berbicara dengan orang, pasti tidak pernah nyambung. Itulah peceklik hidup, di mana nikmat Tuhan mulai ditarik satu-persatu.

Namun, disaat kondisi nenek dipenuhi ketidaksempurnaan, justru pada saat itulah aku menemukan betapa besar rasa perhatiannya kepada cucu-cucunya. Tiap kali aku ke rumahnya, pasti selalu ditawari ini dan itu. Bahkan, kadang diulangnya berkali-kali tawaran tersebut ketika kutolak. Baru setelah Bibi, saudari Ibu, mencoba memberi penjelasan, nenek mulai berhenti memaksa sambil tersenyum.

"Tua itu pasti, dewasa adalah pilihan". Pepatah usang itu tetap berlaku hingga kini. Masa tua barangkali adalah terra-incognita, sesuatu yang sulit ditebak. Meski terkadang manusia berusaha sekuat tenaga menerka apa yang akan terjadi di masa depan, pada akhirnya mareka jatuh pada kekelaman. Rencana kerja, resolusi, obsesi, dst., adalah salah satu bentuk cara manusia ingin menguasai waktu. Tetapi itu semua jelas tak bisa dengan presisi memotret masa depan.

Aku membayangkan, jika diberi umur panjang, barangkali kondisiku tak jauh beda dengan tiga orang tadi maupun nenek. Pada umur 60-an tiba-tiba tulang-tulang seperti ingin rontok. Aku lalu meminta anak-anak membuatkan atau membeli tongkat. Dengan penyangga itu, tertatih-tatih aku keluar masuk rumah dan halaman menghalau kebosanan. Ingatanku juga mulai melemah. Nama-nama cucu yang masih kecil tertukar tak karuan. Aku memanggil cucu lelaki dengan nama perempuan.

Penglihatanku makin tidak normal. Satu-satunya yang bisa diandalkan adalah naluri. Tongkat hanya membantu mencari kepastian. Sedang naluri bergerak dengan potret masa lalu. Tak ada yang bisa dibanggakan di masa tua selain hanya terka-menerka.

Mengerikan benar membayangkan masa tua. Akan ada banyak hal yang kita tinggalkan dari masa muda. Romantika masa muda seringkali membutakan kepastian di masa depan. Renungan-renungan kecil mengenainya amat jarang dilakukan karena berpikir masa tua masih lama menjelang.

Saat berpikir demikian, aku lalu ingin bertanya, apa makna dirayakannya ulang tahun? Bagi orang kota, momen seperti ini adalah waktu istimewa yang patut dirayakan. Kaum-kerabat, kolega, klien, dst., diundang untuk sama-sama merayakannya. Mereka hura-hura.

Aku yang dari kampung tak pernah mengenal hal semacam itu. Dan ketika besar mulai sadar bahwa beruntung orang-orang kampung tak pernah merayakannya. Karena justru momen ulang tahun mestinya dilalui dengan kesendirian. Dalam kesendirian, masa tua yang mengerikan benar-benar membayang. Dan kita mulai siap-siap menghadapinya.

januari, 2011

0 Response to "Milad ke-24"

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel