Mengapa Facebook Tidak Menyediakan Ikon “Dislike”?
Pikiran saya tiba-tiba dihuni oleh sebuah pengandaian,
bagaimana jika di Facebook juga dipasang ikon dislike (tidak suka) seabagai kebalikan dari ikon like (suka). Apa kira-kira yang akan terjadi?
Facebook dari dulu tampaknya memang mencoba menjunjung tinggi
nilai etiket dalam pola komunikasi antar-manusia di jejaring sosial. Karena
itu, hingga sekarang ia hanya menyediakan ikon like. Facebook tidak menyediakan sebuah ikon bagi mereka yang tidak
suka atas sesuatu yang dibagikan seseorang. Mungkin itu merupakan salah satu
cara bagaimana Facebook mencoba menjaga perasaan penggunanya.
Lalu, bagaimana dengan kotak komentar yang sering dijadikan
tempat marah-marah oleh sebagian orang yang tak menyetujui sesuatu yang
dikomentarinya? Tentu beda soal antara kotak komentar dengan ikon dislike. Kotak komentar memiliki lebih banyak
fungsi ketimbang tombol dislike. Ia tidak
melulu diperuntukkan bagi komentar tidak suka, namun juga untuk komentar yang
bersifat apresiatif atau untuk lucu-lucuan. Dalam hal ini, Facebook memberikan
kuasa kepada penggunanya untuk melakukan apa saja di kotak komentar tersebut.
Maksudnya, mau berkomentar apa saja dipersilahkan.
Kuasa yang diberikan Facebook kepada penggunanya bisa dibaca
sebagai sebuah sikap “jaim”. Dengan kuasa tersebut, Facebook bisa terlepas dari
sikap “membuat tidak senang” penggunanya yang kebetulan apa yang ia bagikan
dikomentari secara sarkastis oleh orang lain. Facebook tidak punya tanggung
jawab atas komentar kasar tersebut. Tanggung jawab sepenuhnya ada pada
komentator.
Untuk mendukung “ke –jaim-an” itu, Facebook lalu memberikan ikon
delete untuk menghapus komentar-komentar
yang tak disukai oleh penggunanya.
Letak perbedaan mendasar antara kotak komentar dengan ikon dislike lebih karena kuasa yang saya
sebutkan di atas. Untuk ikon dislike,
tentu tak bisa dikatakan bahwa itu hanya tanggung jawab orang yang men-dislike tersebut. Facebook juga punya
peran karena ia yang menciptakannya dengan hanya satu fungsi saja, yaitu “tidak
suka”. Seandainya ia diciptakan sekaligus dengan banyak fungsi, tentu Facebook
bisa “jaim” sebagaimana pada penciptaan kotak komentar.
Oleh karena itu, Facebook memang tidak ingin membuat
penggunanya tersinggung oleh sesuatu yang pada tataran tertentu disebabkan oleh
“ulah” Facebook sendiri. Ia lebih memilih menjaga diri dari mencampuri terlalu
dalam perasaan penggunanya. Facebook memang lebih suka “jaim” ketimbang Yusub,
eh, Youtube.
Meski demikian, saya tetap berandai-andai, bagaimana jika
Facebook kelak menambahkan ikon dislike.
Mungkin akan ada peristiwa seperti yang terjadi pada status seorang pemuda tanggung
berikut ini:
Pgie allz… D4ch Z4rpan l0M? qw d4ch bruzZan…. m3t br4ktfietaz eaaa….
like: 4 orang
like: 4 orang
dislike: 4.005.050 orang
Coba bayangkan bagaimana perasaan si pemuda pembuat status. Mungkin
biasa-biasa saja, atau mungkin juga ingin segera membakar akun-akun yang tak
disukainya (memangnya bisa?).
Keterangan:
[4 orang yang me-like terdiri
dari: (1) pacar, (2) tukang bakso langganan, (3) orang yang ingin di-like statusnya, (4) dirinya sendiri]
sumber foto di sini
sumber foto di sini
Bener juga ya, hehehe....
ReplyDelete