-->

Sukses dengan Berpikir Terbalik

Dalam literatur Islam dikenal sebuah ungkapan “Khalif tu’raf”, berbedalah, maka kau akan terkenal. Pepatah ini kerap dikonotasikan dengan hal-hal negatif. Contoh-contoh yang diajukan sering berupa perbuatan jelek, misalnya, kencingi air zamzam, maka kau akan dikenal banyak orang. 

Sebenarnya, ungkapan itu bisa dilihat dari sudut pandang positif. Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa mengambil sejumlah contoh bagaimana orang berpikir berbeda dari kebiasaan dan mereka malah sukses dengan cara demikian. Berpikir terbalik merupakan salah satu kunci dalam menciptakan kreativitas. 

Judul: Normal Is Boring
Penulis: Ira Lathief
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 138 halaman
Cetakan I: 2012
Inilah yang coba ditelisik Ira Lathief dalam bukunya yang berjudul “Normal Is Boring”, sebuah buku “aneh” yang coba menjelaskan tentang berpikir aneh. Disebut “aneh” karena dalam buku ini urutan nomer dan cara bacanya berangkat dari sampul kanan, persis seperti membaca Al-Qur’an atau kitab-kitab berbahasa Arab lainnya.

Dalam buku tersebut, Ira banyak menyodorkan fakta tentang kisah sukses sejumlah orang dengan model berpikir yang menyalahi kebiasaan. Ia memulai bukunya dengan kisah salah seorang pemuda Malaysia yang melamar kekasihnya di bawah billboard raksasa bertulis ajakan menikah kepada si perempuan. David Tan, nama lelaki itu, telah berbulan-bulan memikirkan cara melamar kekasihnya. Akhirnya, setelah merayakan Valentine’s Day, ia membawa sang kekasih ke hadapan billboard yang terpasang di jalan bebas hambatan tersebut. Di sanalah ia memberikan cincin sebagai bukti keseriusannya membangun rumah tangga.

Kisah lainnya adalah cara aneh Alain Robert, pria asal Prancis, yang lebih memilih menaklukkan gedung-gedung pencakar langit ketimbang gunung. Mendaki gunung menjadi kecenderungan para pendaki saat itu. Dan Alain malah memilih gedung, kebiasaan yang tidak populer. Namun, akhirnya ia menjadi terkenal karenanya. Kini, sebanyak 90 gedung pencakar langit telah berhasil ditaklukkannya. Ia pun disebut sebagai “manusia laba-laba”.

Selain dua cerita aneh dari luar negeri di atas, Ira juga menyampaikan kisah aneh dari dalam negeri. Adalah Sriyono, pedagang siomay, yang keliling Jakarta dengan gerobak berwarna pink. Motivasinya adalah ia ingin berjumpa dengan anaknya yang memang menyukai warna pink. Dengan aksi nyentrik itu, ia akhirnya bisa menjumpai sang anak setelah lama berpisah. Pertemuan mereka berkat informasi dari mulut ke mulut para pembeli siomaynya.

Apa maksud dari kisah-kisah di atas? Adalah kreativitas. Masing-masing tokoh dalam kisah tersebut mencoba berpikir lain dari yang biasa dipikirkan orang. Berpikir seperti itu terbukti membuat karir mereka banyak yang sukses.

Ira membuat sebuah rumus sederhana cara memancing kreativitas, yaitu TA’ KU TIRU KO (Tambah, Kurang, Tiru, Ubah & Kombinasi) atau ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) (hal. 36). Rumus itu menjelaskan bahwa kita tidak boleh hanya sekedar mencontek, melainkan juga harus berkreativitas dengan apa yang kita amati.

Sebuah survei yang dilakukan di Amerika memperlihatkan bahwa tingkat paling tinggi kreativitas manusia dimiliki oleh anak usia 5 tahun (95%), disusul anak usia 10 tahun (60%), dan dewasa (di atas 18 tahun) (2%). Oleh karena itu, orang dewasa perlu belajar kepada anak-anak untuk meningkatkan kreativitasnya dengan cara bersikap seperti mereka: antusias, spontan, imajinatif, suka mencoba hal baru, berani bermimpi besar, berani menerima tantangan, banyak bertanya, mau menerima siapa saja—tanpa curiga, tidak pusing dengan komentar orang, dll. (hal. 44).

Buku ini penting dibaca bagi mereka yang ingin sukses melalui cara-cara “aneh”. Cara yang keluar dari konvensi, menyalahi kenormalan alias “Normal Is Boring”.

*tulisan ini dimuat www.okezone.com. Untuk melihatnya silahkan klik di sini.

2 Responses to "Sukses dengan Berpikir Terbalik"

  1. Sepertinya bukunya bagus ni......gimana cara dapatkannya mas?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa coba menghubungi penerbitnya, Gramedia. Atau via penulisnya, @IraLathief.

      Delete

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel