Cara Membuat Catatan Kaki Lengkap
Jika Anda pernah
menulis karya tulis ilmiah seperti makalah, skripsi, esai, atau tulisan lainnya
tentulah mengenal istilah catatan kaki. Tulisan yang baik adalah tulisan yang
secara jujur mencantumkan rujukan dimana tulisan itu diambil, baik ditulis
dalam daftar pustaka (bibliogafi) maupun catatan kaki. Hal itu dilakukan
semata-mata untuk menghargai pendapat seseorang dan menjauhi diri dari stigma
plagiator.
Tulisan kali ini akan fokus membahas tentang catatan kaki. Apa itu catatan kaki? Dalam buku pelajaran bahasa Indonesia untuk kelas XI berjudul Cerdas Berbahasa Indonesia karya Engkos Kosasih, disebutkan catatan kaki (footnote) adalah rujukan yang dibuat untuk menunjukkan sumber suatu kutipan, pendapat, fakta-fakta, dan ikhtisar yang disisipi dalam tulisan kita. Dikatakan catatan kaki, sebab sumber rujukan itu terletak di bagian bawah halaman.
Adapun aturan dalam penulisan catatan kaki adalah sebagai berikut:
1. Catatan kaki
diletakkan di bagian bawah halaman yang sama dengan bagian kalimat yang
ditandainya itu.
2. Catatan kaki
ditulis dengan urutan sesuai dengan berikut:
a.
Nomor catatan kaki (diketik dengan jenis huruf superscript)
b.
Nama pengarang (ditulis apa adanya. Beda dengan penulisan daftar pustaka yang harus dibalik)
c.
Tahun penerbit
d.
Judul buku (ditulis miring)
e.
Edisi buku (jika ada)
f.
Tempat penerbit (ditulis dalam tanda kurung)
g.
Nama penerbit (ditulis dalam tanda kurung)
h.
Halaman yang dikutip (nomor halaman ditulis dengan menggunakan singkatan
"P." (page) atau "hlm." (halaman).
Contoh catatan kaki:
1) E.B Taylor, 1811. Primitive Culture (London: John Murray).
Hlm. 11.
Apabila suatu
buku dikutip berkali-kali, maka penulisan catatan kaki yang kedua dan
seterusnya dapat menggunakan singkatan. Ketentuannya adalah sebagai berikut:
1. Ibid.
Ibid
adalah kependekan dari ibidem yang
mengandung arti "pada tempat yang sama" atau "pada pekerjaan
yang sama". Ibid. dipakai
apabila suatu kutipan diambil dari sumber atau buku yang sama dengan sumber atau
buku yang disebutkan sebelumnya secara berturut-turut di halaman yang berbeda.
Setelah kata ibid., sumber itu cukup
ditulis nomor halamannya saja. Contoh:
1) E. Kosasih, 2008. Cerdas Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga, hlm. 40.
2) Ibid., hlm.
42
2. Op. cit.
Op.
cit adalah kependekan dari opere citato. Artinya "pada
karangan yang telah dikutip". Op.
cit. dipakai apabila suatu kutipan diambil dari sumber yang telah
disebutkan sebelumnya, tetapi sumber itu telah diselingi oleh sumber lain dalam
halaman yang berbeda. Contoh:
1)
E. Kosasih. 2008. Cerdas Berbahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga, hlm. 40.
2) Carmel Bird. 2001. Menulis dengan Emosi, Panduan Empatik Mengarang Fiksi. Bandung:
Kaifa.
Hlm. 1
3) E. Kosasih. Op.
cit. Hlm. 45
3. Loc. cit
Loc. cit adalah kependekan dari loco citato. Artinya, pada tempat/halaman yang telah dikutip. Loc. cit dipakai apabila suatu kutipan
dari sebuah sumber yang sama telah diselingi oleh sumber kutipan lain dalam
halaman yang sama.
1)
E. Kosasih. 2008. Cerdas Berbahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga, hlm. 40.
2) Carmel Bird. 2001. Menulis dengan Emosi, Panduan Empatik Mengarang Fiksi. Bandung:
Kaifa. Hlm. 1
3) E. Kosasih. Loc.
cit