Pengertian dan Contoh Sintaksis dan Morfologi
Pengertian
dan Contoh Sintaksis dan Morfologi | Kali ini saya akan membahas mengenai apa itu sintaksis dan
morfologi. Pembahasan ini masih berkaitan dengan pembahasan-pembahasan
sebelumnya, yaitu terkait tata bahasa Indonesia. Untuk pembahasan mengenai
sintaksis dan morfologi ini, uraiannya saya ambil dari buku berjudul Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis (CV.
Karyono, 2005) dengan beberapa penambahan.
Pengertian Sintaksis dan Morfologi
Istilah sintaksis secara langsung terambil dari bahasa Belanda syntaxis. Dalam bahasa Inggris digunakan istilah syntax. Sintaksis adalah bagian atau cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase, berbeda dengan morfologi yang membicarakan bentuk-bentuk kata dan morfem. Dalam KBBI disebutkan bahwa morfologi adalah cabang linguistik tentang morfem dan kombinasinya.
Seorang pelajar sedang belajar di perpustakaan
Baca Juga
Pembicaraan tentang kalimat, klausa, frase-frase, dan juga pembicaraan tentang hubungan antara kalimat di atas dengan kalimat sebelumnya dan sesudahnya pada tataran wacana itu termasuk dalam bidang sintaksis, sedangkan pembicaraan tentang kata seorang yang terdiri dari dua morfem (se dan orang), pelajar (per dan ajar), dll. termasuk bidang morfologi.
Satuan wacana terdiri dari unsur-unsur yang berupa kalimat; satuan kalimat terdiri dari unsur atau unsur-unsur yang berupa klausa; satuan klausa terdiri dari unsur-unsur yang berupa frase; dan frase terdiri dari unsur-unsur yang berupa kata. Sintaksis sebagai bagian dari ilmu bahasa berusaha menjelaskan unsur-unsur suatu satuan serta hubungan antara unsur-unsur itu dalam suatu satuan, baik hubungan fungsional maupun hubungan maknawi. Misalnya pada contoh kalimat di atas terdapat frase sedang belajar, terdiri dari dua unsur, ialah sedang dan belajar. Sintaksis berusaha menjelaskan kedua unsur itu serta hubungan antara kedua unsur itu, baik hubungan fungsional maupun hubungan maknawi.
Dari penelitian terhadap unsur-unsur itu, jelaslah bahwa kata sedang termasuk golongan T (kata tambah) dan kata belajar termasuk golongan V (kata kerja). Jadi, frase sedang belajar secara kategorial terdiri dari V yang didahului oleh T. Kedua unsur itu memiliki hubungan fungsional sebagai berikut: kata belajar sebagai UP (unsur pusat) dan kata sedang sebagai Atr (atribusi). Hubungan maknawinya adalah belajar menyatakan makna “perbuatan” dan kata sedang menyatakan makna ”aspek”. Seluruh frase itu termasuk frase verbal karena mempunyai distribusi yang sama dengan kata verbal, dan termasuk tipe konstruksi endosentrik yang atributif karena terdiri dari UP dan Atr.