-->

Saya Pernah Bercita-cita Menjadi Penulis


Saya pernah bercita-cita menjadi seorang penulis, dulu, ketika masih di Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK—setara SMA). Namun, ia tak bertahan lama karena saya keburu pesimis dan putus asa.

Saat itu, mimpi-mimpi tentang nama yang tenar, banyak kenalan, luas wawasan, beragam pengalaman, dst. membuai saya hingga lupa bahwa untuk sampai kepadanya butuh tahapan panjang melebihi proses memasak Mie Sedap atau menyeduh kopi Kapal Api. Saya lupa melihat ke belakang, ke jejak mereka yang sudah sukses. Padahal, itulah inti dari segalanya. Apa yang saya lihat ternyata hanya sebuah puncak dari serangkaian kerja keras yang pantang menyerah.

Wajar saja, cita-cita yang saya pacak mudah rubuh karena memang sendi-sendinya keropos. Saya terlambat menyadari hal itu sehingga saya pun keok dihadapan sebuah proses yang rumit. Saya putus asa ketika mengirim karya tidak dimuat, atau kecewa ketika ada teman yang mengatakan tulisan saya jelek.

Akhirnya, menginjak masuk perguruan tinggi saya total tidak menulis. Bagai matador, saya sudah dipecundangi oleh seekor banteng. Belum lagi mencapai akhir pertandingan saya sudah keok untuk menulis. Sekitar tiga semester saya tidak menulis sama sekali, kecuali hanya untuk tugas-tugas kuliah.

Akhir semester empat saya kembali coba-coba menulis. Tapi, kali ini saya tidak lagi bercita-cita menjadi seorang penulis. Saya hanya menulis apa saja yang saya suka. Praktis, tulisan-tulisan yang saya hasilkan kebanyakan hanya sebuah refleksi tentang apa yang saya lihat dan saya pikirkan. Model tulisan lebih sering sebuah diary ketimbang tulisan-tulisan serius, sehingga saya tidak punya peluang untuk mengirimkannya ke media. Sangat sulit mencari media yang memuat sebuah catatan harian. Dan saya memang tak tertarik mengirim ke media.

File-file tulisan itu akhirnya hanya terbengkalai di dalam komputer. Saya lalu berpikir, kalau menulis tidak untuk disiarkan, lalu buat apa? Bukankah menyebarkannya juga berarti membangun sebuah diskusi? Dan menulis butuh diskusi, bukan?

Akhirnnya, saya mencari cara menyampaikan tulisan-tulisan itu ke hadapan pembaca. Semata ingin agar tulisan-tulisan saya ada yang mengoreksi. Saya bikin sebuah selebaran bersama seorang kawan. Selebaran itu dibagikan kepada sahabat-sahabat yang saya anggap mumpuni. Namun, di tengah perjalanan, saya dihinggapi perasaan tidak percaya diri melihat tulisan-tulisan saya yang jeleknya minta ampun. Saya pun menyetop selebaran itu. Anehnya, ketika saya putuskan untuk berhenti terbit, banyak kawan yang bertanya, “Ke mana kok sudah tidak terbit lagi?”

Saya mengenal blog sudah lama dan telah pula membikinnya. Namun, blog itu tidak ter-update karena saya malas mengurusnya. Saya biarkan hingga suatu ketika saya coba-coba untuk memotingnya lebih rajin. Oh, iya, saya lebih rajin memoles blog ketimbang memoderasi tulisan-tulisan yang ada di dalamnya. Itu saya lakukan lebih karena selera saya yang cepat bosan. Ini persoalan lain dalam hidup saya.

Di tahun 2012, saya berinisiatif untuk lebih rajin ngeblog. Pengalaman beberapa bulan terakhir membuat saya termotivasi untuk terus berkarya. Saya bertemu dengan banyak teman-teman dunia maya yang beragam latar belakangnya. Saya bisa bertukar pikiran dengan mereka.

Dan satu lagi, dengan aktif ngeblog dimungkinkan cita-cita saya yang dulu lenyap akan kembali lagi; menjadi seorang penulis. Bukankah blogger juga seorang penulis? Hehehe…

Selamat Tahun Baru, kawan-kawan semua.

sumber foto: google

18 Responses to "Saya Pernah Bercita-cita Menjadi Penulis"

  1. Hueee, kenapa gak diparagraf-paragrafin? @_@
    Selamat tahun baru ^^

    ReplyDelete
  2. @Untje van Wiebs Sudah kok, tadi belum sempat ngedit karena kaburu diajak teman. :-)

    ReplyDelete
  3. kalo soal penulis saya suka Raditya Dika mas :D hihi semoga apa cita citanya mas dikabulin di 2012 :D

    ReplyDelete
  4. ok sobat, semoga di taun depan cita2 buat menjadi penulis tersampaikan, walopun hanya ngeblog, tapi dengan blog kita juga bisa mengekspresikan tulisan kita. sambil bersilaturahmi dengan sobat2 blogger

    btw, ditunggu kunjungan baliknya ya sob.
    happy blogging :)

    ReplyDelete
  5. @Outbound Malang Amin. Terima kasih doa dan apresiasinya sob. :-)

    ReplyDelete
  6. sippp semangat bro, teruslah menulis. kalau hobi, jangan takut di bilang tulisan jelek, saya juga hobi nulis hehe hampir setahun nulis novel tapi belu jadi2 juga hahaha

    ReplyDelete
  7. @bisnis online Hehe... Gak apa-apa sob. Yang penting tetap nulis walaupun gak jadi-jadi. Hihihi...

    ReplyDelete
  8. ayo kamu pasti bisa...semangaat...

    ReplyDelete
  9. hehe..kalo gitu, ayolah diposting tulisannya mas Rozi, gak sabar nunggu celotehnya anak pesantren hehe...selamat datang di dunia nyata sobat,dunia yg sebenarnya bakal jadi duniamu
    selamat berekreasi dengan ide-ide dirimu
    dan slmat tahun baru semoga sukses di thn 20112

    ReplyDelete
  10. @Tonnys Hehe... Saya orang pesantren yang tidak santri, Mas. :-)

    Terima kasih atas kunjungan dan motivasinya. Selamat Tahun Baru pula.

    ReplyDelete
  11. keep writing mas fahrur,ayo salurkan ide2nya...atma siap kok jadi reader setia...hehee

    ReplyDelete
  12. @Atma Muthmainna HIhihi.... Wah, reader setia nih. Oke, terima kasih apresiasinya.

    ReplyDelete
  13. saya juga pengen jadi penulis besar kayak andrea hirata..:D

    ReplyDelete
  14. @dita Mari kita realisasikan mimpi-mimpi kita. :-)

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel